KEPEMIMPINAN MIKHAIL GORBACHEV
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Presiden merupakan
kepala Negara sekaligus kepala pemerintahan. Sebagai kepala Negara, Presiden
merupakan simbol resmi Negara di dunia. Sebagai kepala pemerintahan, Presiden
dibantu oleh Wakil Presiden dan menteri-menteri dalam kabinet, memegang
kekuasaan eksekutif untuk melaksanakan tugas-tugas pemerintah sehari-hari.
Untuk menjadi seorang presiden tentulah tidak mudah. Seorang presiden perlu
memimiliki nilai intelektual yang tinggi dan berwibawa.
Dalam
kepemimpinannya harus berpedoman pada ideologi Negara yaitu Pancasila. Makalah
ini akan membandingkan antara kepemimpinan Presiden Gorbachev, apakah ada
kaitannya dengan ideologi Pancasila atau bahkan tidak ada.
Kepemimpinan
Presiden Gorbachev sengaja dipilih penulis karena kajian-kajiannya menarik
perhatian penulis dan perlu mendapat dukungan dari semua pihak agar dapat dipahami
oleh semua kalangan.
B. Rumusan Masalah
1.
Bagaimana biografi Mikhail Gorbachev?
2.
Bagaimana kepemimpinan
Mikhail Gorbachev?
3.
Apa tujuan penulisan makalah
ini?
BAB II
ISI
A. Biografi Mikhail Gorbachev
Mikhail Sergeyevich Gorbachyov lahir di Stavropol, 2 Maret 1931 adalah
politikus Rusia dan pemimpin Uni Soviet periode 1985 hingga bubarnya pada tahun
1991. Dia berasal dari keluarga Ukraina-Rusia. Dia tinggal bersama keluarganya
di sebuah desa kecil tempat ayahnya bekerja sebagai montir pertanian. Pada awal
14 tahun, ia mulai bekerja sebagai asisten dalam menggabungkan pekerja panen.
Dia adalah seorang anak pekerja keras saat itu dan berhasil memenangkan
beberapa penghargaan untuk menghargai usahanya.
Pada tahun 1950, ia belajar di Moskow State University dan
lulus dengan gelar di bidang hukum. Sejak sekolah, ia aktif bergabung Bagian
Komunis Uni Soviet sebagai komunisme adalah salah satu favoritnya. Dia bertemu
istrinya, Raisa Maximovna Titorenko di Universitas Moskow dan keduanya menikah
pada tahun 1953. Ia lulus pada tahun 1955 dan kemudian keduanya bergeser ke
Stavropol. Dua tahun setelah beralih ke Stavropol, mereka mendapat seorang anak
perempuan kecil yang lucu bernama Irina Mihailovna Virganskaya.
Pada tahun 1962, ia terpilih untuk memegang posisi di
Stavropol Partai Komunis. Dia kemudian bertanggung jawab untuk mengurus orang
dalam pertanian dan industri. Pada saat yang sama, ia mengelola bagian
administrasi juga. Memiliki gelar sarjana hukum hanya cukup untuk dia. Mikhail
Gorbachev mengambil inisiatif untuk mendapatkan gelar kedua di bidang pertanian
dengan belajar di Institut Pertanian Stavropol.
Karena partisipasi aktif dan antusias dalam partai komunis,
ia kemudian terpilih sebagai Pihak Pertama Sekretaris Kraikom Stavropol pada
tahun 1970. Pada tahun 1974, ia diangkat sebagai Sekretaris Pertama Soviet
Agung dan kemudian pada tahun 1979, ia adalah anggota dari Politbiro. Pada
tanggal 11 Maret 1985, ia menjadi Sekretaris Jenderal Partai Komunis Uni Soviet
kelima untuk menggantikan Konstantin Chernenko yang wafat. Saat terpilih
sebagai pemimpin Soviet, ia mengangkat pembantu-pembantunya dari kalangan
politisi muda, dan segera membuat perubahan-perubahan dalam struktur
kekuasaannya. Ia dengan gencar membasmi korupsi, penataan organisasi PKUS dari
orang-orang yang kurang kompeten. Ia juga membuat langkah-langkah anti konsumsi
al-kohol dan mengatasi kemunduran ekonomi Uni Soviet.
Ketika ia menjabat sebagai Sekretaris Jenderal, ia bertemu
banyak pemimpin dari berbagai negara dan berhasil membangun hubungan yang baik
dengan mereka. Dia dihormati oleh sebagian besar pemimpin yang unik terutama
cara berpikir dan sikap rendah hati dan ramah. Pada masa pemerintahannya, ia
melakukan perubahan besar-besaran dalam sistem perekonomian dan politik yang
secara langsung maupun tidak langsung memicu bubarnya Uni Soviet.
Tahun 1986 Gorbachev mengambil kebijakan radikal setelah
frustasi atas resistensi birokratik yang di hadapinya. Ia mencanangkan program
perestroika (pembangunan kembali) ekonomi dan masyarakat. Keterbukaan dan
demokratisasi harus segera dilakukan pemerintah, partai dan media massa.
Kebijakan Gorbachev ini akhirnya melemahkan kontrol rezim komunis Uni Soviet.
Ketidakstabilan ekonomi membuat tiga republik Baltik Estonia, Latvia dan
Lithuania menentang kepemimpinan Uni Soviet. Namun tantangan yang lebih besar
justru datang dari Republik Rusia yang penduduknya mencapai separoh lebih
penduduk Uni Soviet.
Setelah empat tahun menjadi Sekretaris Jenderal, ia diangkat
sebagai Presiden Eksekutif Uni Soviet oleh parlemen. Usahanya dan penentuan
melanjutkan sebagai seorang komunis. Dia mengundurkan diri begitu komunisme
bertemu kegagalan mereka pada tahun 1991. Setelah pengunduran diri, dia
membangun partainya sendiri disebut Partai Sosial Demokrat Rusia untuk
mengumpulkan semua pihak demokratis Rusia ke keluarga.
Menghadapi tekanan dari negara-negara pendukungnya, bubarnya
Uni Soviet hanya tinggal menunggu waktu. Tanggal 19 Agustus 1991 kelompok
komunis konservativ mengadakan kudeta terhadap kekuasaan Gorbachev dan
mendeklarasikan keadaan darurat. Akhirnya Gorbachev mundur dari jabatan sekjen
PKUS tanggal 24 Agustus. Usahanya membentuk federasi gabungan dan pemerintahan
transisi gagal. Semua anggota Uni Soviet kecuali Rusia dan Kazakhstan
menyatakan kemerdekaan dan keluar dari Uni Soviet pada bulan Oktober. Para
pemimpin Rusia, Ukraina, Belarusia kemudian menyatakan bahwa Uni Soviet telah
bubar dan mengumumkan pembentukan aliansi longgar yang mereka sebut
Perserikatan Negara-Negara Merdeka. Gorbachev akhirnya mundur dari presiden Uni
Soviet tanggal 25 Desember 1991.
Ia mengundurkan diri sebagai Presiden Uni Soviet pada
tanggal 25 Desember 1991 menyusul percobaan kudeta oleh kelompok garis keras di
Moskwa pada bulan Agustus 1991 yang dipicu oleh adanya pertentangan atas
rencana perubahan bentuk negara.
Setelah mundur dari jabatan presiden, Gorbachev tetap aktif
dalam Yayasan Gorbachev yang bergerak di bidang sosial, riset, ekonomi dan
politik. Gorbachev kemudian bersaing dalam pemilihan presiden Rusia tahun 1996
namun kalah bersaing dengan Boris Yeltsin. Gorbachev mendapatkan penghargaan
nobel perdamaian tahun 1990.
B. Pemikiran Politik dan Kepemimpinan Mikhail
Gorbachev
Uni soviet adalah salah satu
negara besar pasca perang dunia II. Amerika dan Uni Soviet adalah dua negara
besar yang pada pasca perang dunia II, muncul sebagai negara besar dengan paham
mereka masing-masing. Setelah itu
keduanya segera terlibat dengan perang dingin yang sengit. Kedua negara
tersebut sangat keras kepala dalam menyebarkan ideologi mereka dan tidak mau
mengalah satu sama lain. Dengan ini maka dunia seakan ditemboki menjadi Barat
yang “Kapitalis” dan Timur yang “Sosialis”. Kekuatan kedua kubu ini
menyedot seluruh perhatian dunia. Hingga pada tahun 1990an, Amerika keluar
sebagai pemenang dari perang dingin. Setelah sekian waktu kedua negara tersebut
berperang dalam artian ‘ideologi’ akhirnya Amerika keluar sebagai pemenang
setelah terjadi kehancuran pada tubuh Uni Soviet itu sendiri.
Awal kehancuran Uni Soviet
Setelah nikita Khruschev mundur
bulan oktober 1964 pucuk pimpinan Sentral Partai Komunis dipegang oleh Leonid
Brezhnev. Dengan naiknya Brezhnev berarti menguatnya kembali kubu konservatif
partai yang dimana membawa Uni Soviet kembali ke era Stalin. Jika pada masa
Khruschev terjadi Destalinisasi maka pada masa Brezhnev maka terjadi
Dekhruschevsasi. Setelah Voroshilow pensiun. Brezhnev menduduki posisi penting
sebagai Ketua Dewan Tertinggi Uni Soviet. Hal ini terjadi sebelum Khruschev
memebersihkan orang-orang yang menentang kebijakan demokratisasi Khruschchev
seperti: Malenkov, Kaganovich dan Molotov.
Dalam pemerintahannya, Brezhnev
bersikap hati-hati dan konservatif dan membawa dia ke dalam puncak kekuasaan namun
sikap Brezhnev inilah nantinya yang justru lebih menjatuhkan wibawa uni soviet
tak hanya di mata rakyatnya sendri tetapi juga di dunia internasional. Periode
ini ditandai dengan berbagai stagnisasi di bidang ekonomi, politik dan
menguatnya semangat oposisi di kalangan masyarakat.
Pada tahun-tahun terakhir
kepemimpinan Brezhnev, Uni soviet mengalami kemerosotan. Kemerosotan itu tampak
pada semua bidang. Tingkat pertumbuhan yang menurun terutama merupakan akibat
merosotnya produktivitas sumber daya. Pada era Brezhnev berbagai terobosan
inovasi dan produk baru serta teknologi proses dan pemakainnya yang sukses,
Cuma sedikit. Kemerosotan ekonomi terjadi akibat korupsi dan bobroknya
birokrasi seta budaya politik yang makin monolitik semakin memperkuat apatisme
masyarakat. Menurunnya tingkat kesejahteraan yang tajam semakin memperuncing
konflik-konflik yang tumbuh di dalam negeri.
Setelah Brezhnev wafat pada
1982; para pengganti langsungnya, yang dipilih melalui kesepakatan di kalangan
pejabat pucak partai, adalah pria tua yang menjabat hanya untuk waktu yang
singkat. Mantan kepala KGB Yuri Andropov (berusia 68 tahun). Yuri
Andropov tidak bertahan lama karena ia wafat pada tahun 1984. Kemudian dia
digantikan oleh Konstantin Chernenko, seorang pria dari generasi Brezhne. Namun
ia juga memerintah hanya sebentar setahun kemudian pada tahun 1985 ia
wafat. Setelah kematian Chernenko Maret 1985 Majelis Tinggi Uni Soviet
memilih seorang tokoh muda yang nantinya akan membawa pengaruh besar bagi
kehidupan, tak hanya bagi warga soviet tetapi juga seluruh umat manusia. Dia
adalah Mikhail Gorbachev, tokoh paling muda yang pernah memimpin partai komunis
dalam sejarah Uni soviet. Mikhail Gorbachev mengambil alih, mewakili kelompok
usia yang lebih muda dan lebih berpengetahuan luas. Para anggota kelompok ini
memulai karirer mereka di masa-masa yang lebih tenang setelah kematian stalin.
Kebijakan ekstrem Gorbachev
Mikhail Gorbachev sadar betul
bahwa terjadi masalah-masalah di dalam negerinya dan ia ingin sekali
memperbaikinya. Ia memahami betul permasalahan ekonomi yang terus memburuk
sebagai warisan kepimpinan sebelumnya. Stagnasi ekonomi akibat pemborosan dan
rendahnya produktivitas, memerlukan satu penanganan yang mendasar. Masalah
sosial politik dalam negeri merupakan timbunan persoalan akibat sistem
represif, telah membawa negara ini ke jurang kehancuran. Selain itu untuk
mempertahankan pengaruh Uni Soviet, rela mengorbankan kekuatan ekonominya.
Berbagai misi miliiter dikirim ke negara-negara ke seluruh pelosok dunia. Terdapat
juga perlombaan senjata nuklir yang membahayakan umat manusia.
Permasalahan domestik maupun
internasional yang harus dihadapi oleh Mikhail Gorbachev inilah yang harus
dihadapi dan dipecahkan. Hal pertama yang dilakukannya dalah memaklumkan
diselanggarakannya sebuah kurs (kebijakan) reformis yang kemudian dikenal
dengan Perestorika (restrukturisasi). Sebagai penggerak Perestorika
diangkat juga semboyan: “Demokratiya”(demokrasi) dan “Glasnost”
(keterbukaan).
Perestorika adalah sebuah
restrukturisasi untuk mengantisipasi proses stagnasi (zastoy) dan
kelumpuhan total, dengan menciptakan mekanisme percepatan (uskorenie) yang
efektif bertumpu pada kinerja dan karya nyata masyarakat, pada perkembangan
demokrasi dan perluasan keterbukaan. Pada dasarnya Perestorika adalah proses
yang ditujukan untuk memperbaiki dan memperbaharui struktur pemerintahan dan
masyarakat Soviet yang pada akhirnya ditujukan untuk memperkuat sistem
sosialisme. Tujuan akhir dari langkah reformis ini adalah untuk memperbaiki
masyarakat Soviet secara politik, ekonomi dan moral.
Kebijakan dari Mikhail Gorbachev
menimbulkan pro dan kontra namun Mikhail Gorbachev dengan kualitas
kepimpinannya dapat menghadapi penentang perestroika.
Bidang Ekocmomi
Pemerintahan melakukan perluasan
idependensi perusahaan-perusahaan negara,serta memperkuat perkembangan sektor
koperasi. Pada musim panas tahun 1990 pemerintah memperbolehkan sistem
kepemilikan pribadi dan privitasi. Dimulailah “Ekonomi Pasar” di mana salah
satu program yang cukup terkenal “Program 500 hari”. Namun langkah tersebut
tidak dapat memperbaiki keadaan, justru menambah beban hidup dan kecemasan di
masyarakat
Bidang Budaya
Glasnost dan demokratisasi
membawa perubahan yang berarti bagi kehidupan intelektual dan perkembangan ilmu
pengetahuan, seni dan budaya. Dihapuskannya sensorship terhadap pers yang
bersifat ideologis yang selama ini mengekang kebebasan berpikir dan
berekspresi.
Penikmat sastra juga
berkesempatan membaca karya-karya Aleksandr Solzhenitsyn, Boris Pasternak,
Losif Brodsky, Isak Babel, Sergei Bulgakov, Andrei Platonov dan karya-karya
satrawan Rusia lainnya yang selama ini ‘diharamkan’ di Uni Soviet. Ruang gerak
para seniman avant-grade kembali dibuka. Dunia perfilman pun tak kalah
menggeliat. Musik rock yang sebelumnya ditabukan dan dianggap sebagai musik
kapitalis mengalami perkembangan di kalangan kaum muda rusia.
Kehidupan spiritual keagamaan
merupakan salah satu yang tersentuh angin keterbukaan yang dihembuskan lewat
Glasnost dan Perestroika. Terjadinya restorasi tempat-tempat beribadah dan tempat-tempat
suci berbagai agama.
Bidang
Politik
Glasnost (keterbukaan) dan
Demokratizatsiya (demokratisasi). Pemikiran Politik Baru termasuk inisiatif
diakhirinya Perang Dingin.
Glasnost (keterbukaan) berasal
dari kata ‘golos’ yang artinya suara. Ini mengisyaratkan bahwa pembungkaman
yang tersistemasi selama tujuh dasarwasa telah mengakibatkan tidak
terakomodasinya partisipasi publik dalam proses kehidupan politik dan sosial.
Glasnost (keterbukaan) memungkinkan masyarakat Soviet mengetahui tak hanya sisi
baik, tapi juga sisi buruk masyarakat Soviet.
Gorbachev (1988) tentang
Glasnost (keterbukaan) menyatakan, “Kita berusaha mencapai keterbukaan yang
lebih besar dalam semua aspek kehidupan masyarakat.
Kebijakan
Luar negeri
Arah kebijakan baru Uni Soviet
di bawah Gorbachev ini tentu membawa angin segar bagi hubungan Uni Soviet
dengan negara-nergara Barat dan As. Uni Soviet yang selama ini dianggap sebagai
“imperium Setan”, dianggap telah memunculkan wajah baru yang ramah pada masa
kepimpinan Gorbachev. Dengan adanya memperbaiki hubungan dengan lawan politik
Perang Dingin ini dapat mengurangi ketegangan antara hubungan antara dua
kekuatan adidaya yang menguasai dunia secara tidak langsung pasca Perang Dunia
II. Namun di sisi lain, porsi perhatian Moskow terhadap sekutu tradisional yang
tergabung dalam Pakta Warshawa menjadi berkurang.
Berakhirnya Perang Dingin dan Pecahnya Uni
Soviet
Gorbachev berhasil meredakan
ketegangan internasional. Dalam semangat glasnost, dia mengakui dengan terus
terang bahwa prospek yang merugikan ekonomi negerinya memaksa dia menyokong
bukan hanya “hubungan-hubungan internasional yang normal” tetapi juga
penghentian perlombaan senjata.
Contohnya, Dia pergi ke luar negeri
dengan berpakaian pria Barat, imigrasi orang Yahudi diringankan;
perusahaan-perusahaan asing diundang untuk merangsang ekonomi soviet. Pada
tahun 1988, Gorbachev menarik tentara Uni Soviet dari Afganistan dan mengakui
pada invansi pada tahun 1979 adalah sebuah kesalahan.
Pada tahun 1989, Prestroika dan
glasnost menyebar di kalangan masyarakat Eropa Barat yang membenci dominasi Uni
Soviet. Selama tahun 1989 dan 1990, diseluruh Eropa Timur rakyat memperlibatkan
kebencian mereka kepada kepemimpinan Komunis dan menuntut pembaharuan demokratis.
Kebijakan Glasnost dan
Perestroika yang dijalankan pemerintah Gorbachev ternyata membawa pengaruh bagi
semakin menguatnya gerakan separatisme, akibat semangat keterbukaan dan
demokratisasi yang menjadi inti dari kebijakan tersebut. Berbagai konflik antaretnis
yang selama ini bersembunyi, mulai muncul menjadi konflik terbuka.
Ketidakmampuan pemerintah pusat
dalam menangani masalah ekonomi juga semakin mendorong ketidakpuasaan di
republik-republik konstituen Uni Soviet. Ketidakpuasaan ini pada gilirannya
mendorong munculnya kekuataan oposisi setempat yang mulai menyerukan ide-ide
separatisme.
Situasi yang krusial ini
dipahami oleh pemimpinan Uni Soviet, Mikhail Gorbachev. Untuk mengatasi
kehancuran yang mungkin terjadi Gorbachev mengundnag para pemimpin republik
Soviet dalam pertemuan di Novo-Ogaryov.
Pada tanggal 19 Agustus
disiarkan “Maklumat Pemimpin Uni Soviet” yang mengumumkan tentang pemberhentian
Mikhail Gorbachev dari jabatan Presiden karena alasan kesehatan dan penyerahan
mandat kepada Wapres Gennady Yanaev, serta dibentuknya Komite Negara untuk
Keadaan Darurat (GKCP) dan pengumuman keadaan darurat di daerah-daerah.
Pada tanggal 21 agustus terjadi
bentrokan antara demonstran pro-Yelstin dan tentara pendukung kudeta. Setelah
jatuhnya korban di pusat kota Moskow itu kekuatan kudeta dapat dipatahkan.
Kekuatan kudeta dapat dipatahkan namun disentegrasi dan ketidakpercayaan
terhadap pemerintah pusat terus berlanjut.
Tanggal 8 Desember beberapa
pemimpin republik mengadakan pertemuan rahasia tanpa mengundang Gorbachev.
Pemimpin ketiga negara bagian yakni: Boris Yeltsin (RSFSR), Leonid Kravchuk
(Ukraina SSR) dan S. Shushkevich (Belarus SSR) mengumumkan berakhirnya Uni
Soviet dan negara-negara bekas konstituennya membentuk apa yang disebut Sodruzhestvo
(Persemakmuran Negara-Negara Merdeka).
Tanggal 24 Desember 1991 Mikhail
Gorbachev secara resmi mengundurkan diri sebagai presiden Uni Soviet dan secara
otomotis mengakhiri eksistensi Uni Soviet. Revolusi yang terjadi akhir dekade
abad XX telah membawa kehancuran Uni Soviet yang telah dibangun selama lebih kurang tujuh
dasarwasa.
Uni Soviet runtuh, menyisakan
kepingan-kepingan negara-negara berdaulat. Rusia bersama republik lainnya
(minus negara-negara Baltik) bekas raksasa komunis ini membentuk sebuah “uni”
baru dengan hubungan yang lebih longgar yang menjamin kedaulatan masing-masing.
Dengan ini Uni Soviet telah
runtuh sebagai kekuatan utama di dalam urusan-urusan dunia. Kini negara
adikuasa hanya ada satu, Amerika.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Mikhail
Gorbachev adalah pemimpin Uni Soviet termuda, mewakili kelompok usia muda dan
lebih berpengetahuan luas. Mikhail Gorbachev sangat memahami permasalahan yang
dihadapi negerinya. Masalah ekonomi, budaya, bahkan politik. Dengan demikian dikeluarkannya
nya berbagai kebijakan mengenai masalah-masalah tersebut. Gorbachev rela
mengorbankan kekuatan ekonominya untuk kembalinya stabilitas ekonomi negaranya.
Kebijakan pertama yang dikumandangkan Gorbachev yaitu sebuah kurs reformis yang
dikenal dengan Perestorika
(restrukturisasi). Sebagai penggerak perestroika
diangkat pula semboyan “Demokratiya” (demokrasi) dan “Glasnost” (keterbukaan).
Kebijakan-kebijakan Gorbachev menimbulkan pro dan kontra di kalangan
masyarakat.
Kebijakan-Kebijakan yang di Keluarkan Mikhail Gorbachev :
a)
Bidang Ekonomi
-
Melakukan perluasan idependensi perusahaan-perusahaan
Negara dan memperkuat koperasi.
-
Dimulainya “ekonomi pasar” pada tahun 1990, namun
langkah tersebut menambah beban hidup masyarakat.
b)
Bidang budaya
-
Dihapusnya sensorship ssehingga mengekang kebebasan
berpikir dan berekspresi.
-
Legalnya karya-karya sastra, berkembangnya dunia
perfilman dan music rock dengan pesat.
-
Terjadi restorasi tempat-tempat beribadah.
c)
Bidang Politik
-
Keluarnya kebijakan Glasnost dan Demokratizatsiya, ini
juga termasuk inisiatif untuk mengakhiri perang dingin.
-
Tahun 1988 tentang Glanost, Gorbachev menyatakan “kita
berusaha mencapai keterbukaan yang lebih besar dalam semua aspek kehidupan
masyarakat”.
d)
Kebijakan Luar Negeri
-
Uni Soviet yang dianggap “Imperium Setan” dianggap
telah memunculkan wajah baru dibawah pimpinan Gorbachev
-
Memperbaiki hubungan dengan lawan politik perang
dingin.
-
Di sisi lain, perhatian Moskow terhadap sekutu
tradisional yang tergabung dalam Pakta Warshawa berkurang.
Mikhail Gorbachev merubah paham
komunis menjadi demokratis. Hal itu yang
meningkatkan eksistensi Uni Soviet di mata dunia. Gorbachev diturunkan dari kepemimpinannya karena paham demokratis tidak dapat diterima oleh beberapa kalangan. Akhirnya terjadi bentrok antara demonstran dan tentara pendukung kudeta. Hingga akhirnya Mikhail Gorbachev mengundurkan diri sebagai Presiden Uni Soviet.
meningkatkan eksistensi Uni Soviet di mata dunia. Gorbachev diturunkan dari kepemimpinannya karena paham demokratis tidak dapat diterima oleh beberapa kalangan. Akhirnya terjadi bentrok antara demonstran dan tentara pendukung kudeta. Hingga akhirnya Mikhail Gorbachev mengundurkan diri sebagai Presiden Uni Soviet.
Menurut pandangan saya bila
dikaitkan dengan Ideologi Bangsa Indonesia yaitu Pancasila sosok Mikhail
Gorbachev telah mencerminkan sebagian dari Ideologi Pancasila, karena Gorbachev
ingin merubah paham komunis yang bertentangan dengan Pancasila menjadi paham
demokratis. Oleh karena itu Mikhail Gorbachev menjadi salah satu Presiden yang
menjunjung tinggi demokrasi layaknya Ideologi Bansa Indonesia yaitu Pancasila.
Maka dari itu saya mengangkat
Kepemimpinan Mikhail Gorbachev kedalam makalah sederhana ini. Sungguh sangat
diharapkan adanya kritik maupun saran agar makalah sederhana ini dapat dipahami
oleh siapapun yang membacanya.
DAFTAR PUSTAKA
sangat keren
BalasHapus