KEPEMIMPINAN MIKHAIL GORBACHEV



BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
           Presiden merupakan kepala Negara sekaligus kepala pemerintahan. Sebagai kepala Negara, Presiden merupakan simbol resmi Negara di dunia. Sebagai kepala pemerintahan, Presiden dibantu oleh Wakil Presiden dan menteri-menteri dalam kabinet, memegang kekuasaan eksekutif untuk melaksanakan tugas-tugas pemerintah sehari-hari. Untuk menjadi seorang presiden tentulah tidak mudah. Seorang presiden perlu memimiliki nilai intelektual yang tinggi dan berwibawa.
           Dalam kepemimpinannya harus berpedoman pada ideologi Negara yaitu Pancasila. Makalah ini akan membandingkan antara kepemimpinan Presiden Gorbachev, apakah ada kaitannya dengan ideologi Pancasila atau bahkan tidak ada.
           Kepemimpinan Presiden Gorbachev sengaja dipilih penulis karena kajian-kajiannya menarik perhatian penulis dan perlu mendapat dukungan dari semua pihak agar dapat dipahami oleh semua kalangan.


B.  Rumusan Masalah

1.      Bagaimana biografi Mikhail Gorbachev?
2.      Bagaimana kepemimpinan Mikhail Gorbachev?
3.      Apa tujuan penulisan makalah ini?










BAB II
ISI
A.  Biografi Mikhail Gorbachev

            Mikhail Sergeyevich Gorbachyov  lahir di Stavropol, 2 Maret 1931 adalah politikus Rusia dan pemimpin Uni Soviet periode 1985 hingga bubarnya pada tahun 1991. Dia berasal dari keluarga Ukraina-Rusia. Dia tinggal bersama keluarganya di sebuah desa kecil tempat ayahnya bekerja sebagai montir pertanian. Pada awal 14 tahun, ia mulai bekerja sebagai asisten dalam menggabungkan pekerja panen. Dia adalah seorang anak pekerja keras saat itu dan berhasil memenangkan beberapa penghargaan untuk menghargai usahanya.
Pada tahun 1950, ia belajar di Moskow State University dan lulus dengan gelar di bidang hukum. Sejak sekolah, ia aktif bergabung Bagian Komunis Uni Soviet sebagai komunisme adalah salah satu favoritnya. Dia bertemu istrinya, Raisa Maximovna Titorenko di Universitas Moskow dan keduanya menikah pada tahun 1953. Ia lulus pada tahun 1955 dan kemudian keduanya bergeser ke Stavropol. Dua tahun setelah beralih ke Stavropol, mereka mendapat seorang anak perempuan kecil yang lucu bernama Irina Mihailovna Virganskaya.
Pada tahun 1962, ia terpilih untuk memegang posisi di Stavropol Partai Komunis. Dia kemudian bertanggung jawab untuk mengurus orang dalam pertanian dan industri. Pada saat yang sama, ia mengelola bagian administrasi juga. Memiliki gelar sarjana hukum hanya cukup untuk dia. Mikhail Gorbachev mengambil inisiatif untuk mendapatkan gelar kedua di bidang pertanian dengan belajar di Institut Pertanian Stavropol.
Karena partisipasi aktif dan antusias dalam partai komunis, ia kemudian terpilih sebagai Pihak Pertama Sekretaris Kraikom Stavropol pada tahun 1970. Pada tahun 1974, ia diangkat sebagai Sekretaris Pertama Soviet Agung dan kemudian pada tahun 1979, ia adalah anggota dari Politbiro. Pada tanggal 11 Maret 1985, ia menjadi Sekretaris Jenderal Partai Komunis Uni Soviet kelima untuk menggantikan Konstantin Chernenko yang wafat. Saat terpilih sebagai pemimpin Soviet, ia mengangkat pembantu-pembantunya dari kalangan politisi muda, dan segera membuat perubahan-perubahan dalam struktur kekuasaannya. Ia dengan gencar membasmi korupsi, penataan organisasi PKUS dari orang-orang yang kurang kompeten. Ia juga membuat langkah-langkah anti konsumsi al-kohol dan mengatasi kemunduran ekonomi Uni Soviet.
Ketika ia menjabat sebagai Sekretaris Jenderal, ia bertemu banyak pemimpin dari berbagai negara dan berhasil membangun hubungan yang baik dengan mereka. Dia dihormati oleh sebagian besar pemimpin yang unik terutama cara berpikir dan sikap rendah hati dan ramah. Pada masa pemerintahannya, ia melakukan perubahan besar-besaran dalam sistem perekonomian dan politik yang secara langsung maupun tidak langsung memicu bubarnya Uni Soviet.

Tahun 1986 Gorbachev mengambil kebijakan radikal setelah frustasi atas resistensi birokratik yang di hadapinya. Ia mencanangkan program perestroika (pembangunan kembali) ekonomi dan masyarakat. Keterbukaan dan demokratisasi harus segera dilakukan pemerintah, partai dan media massa. Kebijakan Gorbachev ini akhirnya melemahkan kontrol rezim komunis Uni Soviet. Ketidakstabilan ekonomi membuat tiga republik Baltik Estonia, Latvia dan Lithuania menentang kepemimpinan Uni Soviet. Namun tantangan yang lebih besar justru datang dari Republik Rusia yang penduduknya mencapai separoh lebih penduduk Uni Soviet.
Setelah empat tahun menjadi Sekretaris Jenderal, ia diangkat sebagai Presiden Eksekutif Uni Soviet oleh parlemen. Usahanya dan penentuan melanjutkan sebagai seorang komunis. Dia mengundurkan diri begitu komunisme bertemu kegagalan mereka pada tahun 1991. Setelah pengunduran diri, dia membangun partainya sendiri disebut Partai Sosial Demokrat Rusia untuk mengumpulkan semua pihak demokratis Rusia ke keluarga.
Menghadapi tekanan dari negara-negara pendukungnya, bubarnya Uni Soviet hanya tinggal menunggu waktu. Tanggal 19 Agustus 1991 kelompok komunis konservativ mengadakan kudeta terhadap kekuasaan Gorbachev dan mendeklarasikan keadaan darurat. Akhirnya Gorbachev mundur dari jabatan sekjen PKUS tanggal 24 Agustus. Usahanya membentuk federasi gabungan dan pemerintahan transisi gagal. Semua anggota Uni Soviet kecuali Rusia dan Kazakhstan menyatakan kemerdekaan dan keluar dari Uni Soviet pada bulan Oktober. Para pemimpin Rusia, Ukraina, Belarusia kemudian menyatakan bahwa Uni Soviet telah bubar dan mengumumkan pembentukan aliansi longgar yang mereka sebut Perserikatan Negara-Negara Merdeka. Gorbachev akhirnya mundur dari presiden Uni Soviet tanggal 25 Desember 1991.
Ia mengundurkan diri sebagai Presiden Uni Soviet pada tanggal 25 Desember 1991 menyusul percobaan kudeta oleh kelompok garis keras di Moskwa pada bulan Agustus 1991 yang dipicu oleh adanya pertentangan atas rencana perubahan bentuk negara.
Setelah mundur dari jabatan presiden, Gorbachev tetap aktif dalam Yayasan Gorbachev yang bergerak di bidang sosial, riset, ekonomi dan politik. Gorbachev kemudian bersaing dalam pemilihan presiden Rusia tahun 1996 namun kalah bersaing dengan Boris Yeltsin. Gorbachev mendapatkan penghargaan nobel perdamaian tahun 1990.







B.   Pemikiran Politik dan Kepemimpinan Mikhail Gorbachev

Uni soviet adalah salah satu negara besar pasca perang dunia II. Amerika dan Uni Soviet adalah dua negara besar yang pada pasca perang dunia II, muncul sebagai negara besar dengan paham  mereka masing-masing. Setelah itu keduanya segera terlibat dengan perang dingin yang sengit. Kedua negara tersebut sangat keras kepala dalam menyebarkan ideologi mereka dan tidak mau mengalah satu sama lain. Dengan ini maka dunia seakan ditemboki menjadi Barat yang “Kapitalis” dan Timur yang “Sosialis”.  Kekuatan kedua kubu ini menyedot seluruh perhatian dunia. Hingga pada tahun 1990an, Amerika keluar sebagai pemenang dari perang dingin. Setelah sekian waktu kedua negara tersebut berperang dalam artian ‘ideologi’ akhirnya Amerika keluar sebagai pemenang setelah terjadi kehancuran pada tubuh Uni Soviet itu sendiri.
Awal kehancuran Uni Soviet
Setelah nikita Khruschev mundur bulan oktober 1964 pucuk pimpinan Sentral Partai Komunis dipegang oleh Leonid Brezhnev. Dengan naiknya Brezhnev berarti menguatnya kembali kubu konservatif partai yang dimana membawa Uni Soviet kembali ke era Stalin. Jika pada masa Khruschev terjadi Destalinisasi maka pada masa Brezhnev maka terjadi Dekhruschevsasi. Setelah Voroshilow pensiun. Brezhnev menduduki posisi penting sebagai Ketua Dewan Tertinggi Uni Soviet. Hal ini terjadi sebelum Khruschev memebersihkan orang-orang yang menentang kebijakan demokratisasi Khruschchev seperti: Malenkov, Kaganovich dan Molotov.
Dalam pemerintahannya, Brezhnev bersikap hati-hati dan konservatif dan membawa dia ke dalam puncak kekuasaan namun sikap Brezhnev inilah nantinya yang justru lebih menjatuhkan wibawa uni soviet tak hanya di mata rakyatnya sendri tetapi juga di dunia internasional. Periode ini ditandai dengan berbagai stagnisasi di bidang ekonomi, politik dan menguatnya semangat oposisi di kalangan masyarakat.
Pada tahun-tahun terakhir kepemimpinan Brezhnev, Uni soviet mengalami kemerosotan. Kemerosotan itu tampak pada semua bidang. Tingkat pertumbuhan yang menurun terutama merupakan akibat merosotnya produktivitas sumber daya. Pada era Brezhnev berbagai terobosan inovasi dan produk baru serta teknologi proses dan pemakainnya yang sukses, Cuma sedikit. Kemerosotan ekonomi terjadi akibat korupsi dan bobroknya birokrasi seta budaya politik yang makin monolitik semakin memperkuat apatisme masyarakat. Menurunnya tingkat kesejahteraan yang tajam semakin memperuncing konflik-konflik yang tumbuh di dalam negeri.





Setelah Brezhnev wafat pada 1982; para pengganti langsungnya, yang dipilih melalui kesepakatan di kalangan pejabat pucak partai, adalah pria tua yang menjabat hanya untuk waktu yang singkat. Mantan kepala  KGB Yuri Andropov (berusia 68 tahun). Yuri Andropov tidak bertahan lama karena ia wafat pada tahun 1984. Kemudian dia digantikan oleh Konstantin Chernenko, seorang pria dari generasi Brezhne. Namun ia juga memerintah hanya sebentar setahun kemudian pada tahun 1985 ia wafat.  Setelah kematian Chernenko Maret 1985 Majelis Tinggi Uni Soviet memilih seorang tokoh muda yang nantinya akan membawa pengaruh besar bagi kehidupan, tak hanya bagi warga soviet tetapi juga seluruh umat manusia. Dia adalah Mikhail Gorbachev, tokoh paling muda yang pernah memimpin partai komunis dalam sejarah Uni soviet. Mikhail Gorbachev mengambil alih, mewakili kelompok usia yang lebih muda dan lebih berpengetahuan luas. Para anggota kelompok ini memulai karirer mereka di masa-masa yang lebih tenang setelah kematian stalin.
Kebijakan ekstrem Gorbachev
Mikhail Gorbachev sadar betul bahwa terjadi masalah-masalah di dalam negerinya dan ia ingin sekali memperbaikinya. Ia memahami betul permasalahan ekonomi yang terus memburuk sebagai warisan kepimpinan sebelumnya. Stagnasi ekonomi akibat pemborosan dan rendahnya produktivitas, memerlukan satu penanganan yang mendasar. Masalah sosial politik dalam negeri merupakan timbunan persoalan akibat sistem represif, telah membawa negara ini ke jurang kehancuran. Selain itu untuk mempertahankan pengaruh Uni Soviet, rela mengorbankan kekuatan ekonominya. Berbagai misi miliiter dikirim ke negara-negara ke seluruh pelosok dunia. Terdapat juga perlombaan senjata nuklir yang membahayakan umat manusia.
Permasalahan domestik maupun internasional yang harus dihadapi oleh Mikhail Gorbachev inilah yang harus dihadapi dan dipecahkan. Hal pertama yang dilakukannya dalah memaklumkan diselanggarakannya sebuah kurs (kebijakan) reformis yang kemudian dikenal dengan Perestorika (restrukturisasi). Sebagai penggerak Perestorika diangkat juga semboyan: “Demokratiya”(demokrasi) dan “Glasnost” (keterbukaan).
Perestorika adalah sebuah restrukturisasi untuk mengantisipasi proses stagnasi (zastoy) dan kelumpuhan total, dengan menciptakan mekanisme percepatan (uskorenie) yang efektif bertumpu pada kinerja dan karya nyata masyarakat, pada perkembangan demokrasi dan perluasan keterbukaan. Pada dasarnya Perestorika adalah proses yang ditujukan untuk memperbaiki dan memperbaharui struktur pemerintahan dan masyarakat Soviet yang pada akhirnya ditujukan untuk memperkuat sistem sosialisme. Tujuan akhir dari langkah reformis ini adalah untuk memperbaiki masyarakat Soviet secara politik, ekonomi dan moral.
Kebijakan dari Mikhail Gorbachev menimbulkan pro dan kontra namun Mikhail Gorbachev dengan kualitas kepimpinannya dapat menghadapi penentang perestroika.
Bidang Ekocmomi
Pemerintahan melakukan perluasan idependensi perusahaan-perusahaan negara,serta memperkuat perkembangan sektor koperasi. Pada musim panas tahun 1990 pemerintah memperbolehkan sistem kepemilikan pribadi dan privitasi. Dimulailah “Ekonomi Pasar” di mana salah satu program yang cukup terkenal “Program 500 hari”. Namun langkah tersebut tidak dapat memperbaiki keadaan, justru menambah beban hidup dan kecemasan di masyarakat
Bidang Budaya
Glasnost dan demokratisasi membawa perubahan yang berarti bagi kehidupan intelektual dan perkembangan ilmu pengetahuan, seni dan budaya. Dihapuskannya sensorship terhadap pers yang bersifat ideologis yang selama ini mengekang kebebasan berpikir dan berekspresi.
Penikmat sastra juga berkesempatan membaca karya-karya Aleksandr Solzhenitsyn, Boris Pasternak, Losif Brodsky, Isak Babel, Sergei Bulgakov, Andrei Platonov dan karya-karya satrawan Rusia lainnya yang selama ini ‘diharamkan’ di Uni Soviet. Ruang gerak para seniman avant-grade kembali dibuka. Dunia perfilman pun tak kalah menggeliat. Musik rock yang sebelumnya ditabukan dan dianggap sebagai musik kapitalis mengalami perkembangan di kalangan kaum muda rusia.
Kehidupan spiritual keagamaan merupakan salah satu yang tersentuh angin keterbukaan yang dihembuskan lewat Glasnost dan Perestroika. Terjadinya restorasi tempat-tempat beribadah dan tempat-tempat suci berbagai agama.

Bidang Politik
Glasnost (keterbukaan) dan Demokratizatsiya (demokratisasi). Pemikiran Politik Baru termasuk inisiatif diakhirinya Perang Dingin.
Glasnost (keterbukaan) berasal dari kata ‘golos’ yang artinya suara. Ini mengisyaratkan bahwa pembungkaman yang tersistemasi selama tujuh dasarwasa telah mengakibatkan tidak terakomodasinya partisipasi publik dalam proses kehidupan politik dan sosial. Glasnost (keterbukaan) memungkinkan masyarakat Soviet mengetahui tak hanya sisi baik, tapi juga sisi buruk masyarakat Soviet.
Gorbachev (1988) tentang Glasnost (keterbukaan) menyatakan, “Kita berusaha mencapai keterbukaan yang lebih besar dalam semua aspek kehidupan masyarakat.

Kebijakan Luar negeri
Arah kebijakan baru Uni Soviet di bawah Gorbachev ini tentu membawa angin segar bagi hubungan Uni Soviet dengan negara-nergara Barat dan As. Uni Soviet yang selama ini dianggap sebagai “imperium Setan”, dianggap telah memunculkan wajah baru yang ramah pada masa kepimpinan Gorbachev. Dengan adanya memperbaiki hubungan dengan lawan politik Perang Dingin ini dapat mengurangi ketegangan antara hubungan antara dua kekuatan adidaya yang menguasai dunia secara tidak langsung pasca Perang Dunia II. Namun di sisi lain, porsi perhatian Moskow terhadap sekutu tradisional yang tergabung dalam Pakta Warshawa menjadi berkurang.



Berakhirnya Perang Dingin dan Pecahnya Uni Soviet
Gorbachev berhasil meredakan ketegangan internasional. Dalam semangat glasnost, dia mengakui dengan terus terang bahwa prospek yang merugikan ekonomi negerinya memaksa dia menyokong bukan hanya “hubungan-hubungan internasional yang normal” tetapi juga penghentian perlombaan senjata.
Contohnya, Dia pergi ke luar negeri dengan berpakaian pria Barat, imigrasi orang Yahudi diringankan; perusahaan-perusahaan asing diundang untuk merangsang ekonomi soviet. Pada tahun 1988, Gorbachev menarik tentara Uni Soviet dari Afganistan dan mengakui pada invansi pada tahun 1979 adalah sebuah kesalahan.
Pada tahun 1989, Prestroika dan glasnost menyebar di kalangan masyarakat Eropa Barat yang membenci dominasi Uni Soviet. Selama tahun 1989 dan 1990, diseluruh Eropa Timur rakyat memperlibatkan kebencian mereka kepada kepemimpinan Komunis dan menuntut pembaharuan demokratis.
Kebijakan Glasnost dan Perestroika yang dijalankan pemerintah Gorbachev ternyata membawa pengaruh bagi semakin menguatnya gerakan separatisme, akibat semangat keterbukaan dan demokratisasi yang menjadi inti dari kebijakan tersebut. Berbagai konflik antaretnis yang selama ini bersembunyi, mulai muncul menjadi konflik terbuka.
Ketidakmampuan pemerintah pusat dalam menangani masalah ekonomi juga semakin mendorong ketidakpuasaan di republik-republik konstituen Uni Soviet. Ketidakpuasaan ini pada gilirannya mendorong munculnya kekuataan oposisi setempat yang mulai menyerukan ide-ide separatisme.
Situasi yang krusial ini dipahami oleh pemimpinan Uni Soviet, Mikhail Gorbachev. Untuk mengatasi kehancuran yang mungkin terjadi Gorbachev mengundnag para pemimpin republik Soviet dalam pertemuan di Novo-Ogaryov.
Pada tanggal 19 Agustus disiarkan “Maklumat Pemimpin Uni Soviet” yang mengumumkan tentang pemberhentian Mikhail Gorbachev dari jabatan Presiden karena alasan kesehatan dan penyerahan mandat kepada Wapres Gennady Yanaev, serta dibentuknya Komite Negara untuk Keadaan Darurat (GKCP) dan pengumuman keadaan darurat di daerah-daerah.
Pada tanggal 21 agustus terjadi bentrokan antara demonstran pro-Yelstin dan tentara pendukung kudeta. Setelah jatuhnya korban di pusat kota Moskow itu kekuatan kudeta dapat dipatahkan. Kekuatan kudeta dapat dipatahkan namun disentegrasi dan ketidakpercayaan terhadap pemerintah pusat terus berlanjut.




Tanggal 8 Desember beberapa pemimpin republik mengadakan pertemuan rahasia tanpa mengundang Gorbachev. Pemimpin ketiga negara bagian yakni: Boris Yeltsin (RSFSR), Leonid Kravchuk (Ukraina SSR) dan S. Shushkevich (Belarus SSR) mengumumkan berakhirnya Uni Soviet dan negara-negara bekas konstituennya membentuk apa yang disebut Sodruzhestvo (Persemakmuran Negara-Negara Merdeka).
Tanggal 24 Desember 1991 Mikhail Gorbachev secara resmi mengundurkan diri sebagai presiden Uni Soviet dan secara otomotis mengakhiri eksistensi Uni Soviet. Revolusi yang terjadi akhir dekade abad XX telah membawa kehancuran Uni Soviet yang  telah dibangun selama lebih kurang tujuh dasarwasa.
Uni Soviet runtuh, menyisakan kepingan-kepingan negara-negara berdaulat. Rusia bersama republik lainnya (minus negara-negara Baltik) bekas raksasa komunis ini membentuk sebuah “uni” baru dengan hubungan yang lebih longgar yang menjamin kedaulatan masing-masing.
Dengan ini Uni Soviet telah runtuh sebagai kekuatan utama di dalam urusan-urusan dunia. Kini negara adikuasa hanya ada satu, Amerika.

















BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
            Mikhail Gorbachev adalah pemimpin Uni Soviet termuda, mewakili kelompok usia muda dan lebih berpengetahuan luas. Mikhail Gorbachev sangat memahami permasalahan yang dihadapi negerinya. Masalah ekonomi, budaya, bahkan politik. Dengan demikian dikeluarkannya nya berbagai kebijakan mengenai masalah-masalah tersebut. Gorbachev rela mengorbankan kekuatan ekonominya untuk kembalinya stabilitas ekonomi negaranya. Kebijakan pertama yang dikumandangkan Gorbachev yaitu sebuah kurs reformis yang dikenal dengan Perestorika (restrukturisasi). Sebagai penggerak perestroika diangkat pula semboyan “Demokratiya” (demokrasi) dan “Glasnost” (keterbukaan). Kebijakan-kebijakan Gorbachev menimbulkan pro dan kontra di kalangan masyarakat.
Kebijakan-Kebijakan yang di Keluarkan Mikhail Gorbachev :
a)      Bidang Ekonomi
-          Melakukan perluasan idependensi perusahaan-perusahaan Negara dan memperkuat koperasi.
-          Dimulainya “ekonomi pasar” pada tahun 1990, namun langkah tersebut menambah beban hidup masyarakat.
b)      Bidang budaya
-          Dihapusnya sensorship ssehingga mengekang kebebasan berpikir dan berekspresi.
-          Legalnya karya-karya sastra, berkembangnya dunia perfilman dan music rock dengan pesat.
-          Terjadi restorasi tempat-tempat beribadah.
c)      Bidang Politik
-          Keluarnya kebijakan Glasnost dan Demokratizatsiya, ini juga termasuk inisiatif untuk mengakhiri perang dingin.
-          Tahun 1988 tentang Glanost, Gorbachev menyatakan “kita berusaha mencapai keterbukaan yang lebih besar dalam semua aspek kehidupan masyarakat”.
d)     Kebijakan Luar Negeri
-          Uni Soviet yang dianggap “Imperium Setan” dianggap telah memunculkan wajah baru dibawah pimpinan Gorbachev
-          Memperbaiki hubungan dengan lawan politik perang dingin.
-          Di sisi lain, perhatian Moskow terhadap sekutu tradisional yang tergabung dalam Pakta Warshawa berkurang.

Mikhail Gorbachev merubah paham komunis menjadi demokratis. Hal itu yang
meningkatkan eksistensi Uni Soviet di mata dunia. Gorbachev diturunkan dari kepemimpinannya karena paham demokratis tidak dapat diterima oleh beberapa kalangan. Akhirnya terjadi bentrok antara demonstran dan tentara pendukung kudeta. Hingga akhirnya Mikhail Gorbachev mengundurkan diri sebagai Presiden Uni Soviet.
Menurut pandangan saya bila dikaitkan dengan Ideologi Bangsa Indonesia yaitu Pancasila sosok Mikhail Gorbachev telah mencerminkan sebagian dari Ideologi Pancasila, karena Gorbachev ingin merubah paham komunis yang bertentangan dengan Pancasila menjadi paham demokratis. Oleh karena itu Mikhail Gorbachev menjadi salah satu Presiden yang menjunjung tinggi demokrasi layaknya Ideologi Bansa Indonesia yaitu Pancasila.
Maka dari itu saya mengangkat Kepemimpinan Mikhail Gorbachev kedalam makalah sederhana ini. Sungguh sangat diharapkan adanya kritik maupun saran agar makalah sederhana ini dapat dipahami oleh siapapun yang membacanya.


















DAFTAR PUSTAKA

   

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Stephen W.Littlejohn

Whitney R.Mundt

Richard L.Lanigan