John B.Watson

John Broadus Watson (lahir di Greenvile 9 Januari 1878; meninggal 25 September 1958) adalah seorang ahli psikologi Amerika Serikat. Watson mempromosikan sebuah perubahan psikologi melalui karyanya Psychology as the Behaviorist Views it (pandangan perilaku psikologi), yang ia dedikasikan kepada Universitas Kolumbia pada tahun 1913. Ia menjelaskan bahwa tingkah laku seseorang dapat dijelaskan atas dasar reaksi fisiologik terhadap suatu rangsangan atau stimulus. Aliran ini tidak menerima paham tentang alam sadar dan alam bawah sadar pada kegiatan mental manusia. Watson adalah guru besar dan direktur laboratorium psikologi Universitas Johns Hopkins (tahun 1908-1920).
Berdasarkan penelitiannya pada tingkah laku bayi, Watson berpendapat bahwa pada bayi dan anak yang sangat muda terdapat tiga reaksi yang tak perlu dipelajarinya terlebih dahulu, yaitu terkait rasa takut, kasih sayang, dan amarah. Di antara buku karangannya yang terkenal adalah, Psichology from the standpoint of a bevaiorist  tahun 1919 dan Psychological care of infant and child tahun 1928.

Pada usia 22 tahun, 20 Juli 1900, Watson sudah menuliskan karya psikologinya, mengusulkannya pada presiden Universitas Chicago saat itu, william Raney Harper, setahun sebelum ia lulus dari Universitas Furman, sebuah sekolah milik yayasan Baptis dekat dengan kota kelahirannya, Greenville. Tercatat bahwa Watson merupakan pemuda penuh antusias dalam pengetahuan, namun miskin. Ibunya seorang peminum. Dalam kondisi itu ia pernah menulis pernyataannya kepada Harper, "Sekarang aku tahu, bahwa aku tidak akan pernah sampai pada sebuah universitas, kecuali aku telah dipersiapkan lebih baik di "universitas sebenarnya" (hidup yang menempanya).

John B. Watson pada awal abad ke-20.  Watson tidak menolak adanya pengalaman dalam (inner experience) yang dipercayai oleh sebagian besar ahli psikologi pada saat itu.  Akan tetapi, Watson menegaskan bahwa pengalaman dalam tersebut dapat dipelajari karena tidak dapat diamati (unobservable).  Watson sangat dipengaruhi oleh penelitian rintisan oleh seorang ahli psikologi Rusia, Ivan P. Pavlov, yang terkenal dengan pengkondisian klasik, yaitu pengkondisian binatang, dalam eksperimennya terhadap seekor anjing dan makanannya.

Teori stimulus-respon (S-R) Watson menghasilkan peningkatan yang luar biasa terhadap aktivitas penelitian pada pembelajaran binatang dan manusia, mulai dari bayi sampai dengan dewasa.  Antara tahun 1920 sampai pertengahan abad ke-20, behaviorisme mendominasi psikologi di Amerika Serikat, dan berpengaruh secara meluas di dunia Internasional.  Pada tahun 1950an, gerakan behaviorisme baru telah menghasilkan data secara besar-besaran pada pembelajaran, yang membawa para ahli psikologi seperti Edward C. Tolman, Clark T. Hull, dan B.F. Skinner memformulasikan teori mereka sendiri tentang pembelajaran dan perilaku, berdasarkan eksperimen laboratorium, bukan berdasarkan pengamatan instrospektif.



Teori Behaviorisme, John B. Watson (1878 – 1958) yang di Amerika dikenal sebagai bapak Behaviorisme. Teorinya memumpunkan perhatiannya pada aspek yang dirasakan secara langsung pada perilaku berbahasa serta hubungan antara stimulus dan respons pada dunia sekelilingnya. Menurut teori ini, semua perilaku, termasuk tindak balas (respons) ditimbulkan oleh adanya rangsangan (stimulus). Jika rangsangan telah diamati dan diketahui maka gerak balas pun dapat diprediksikan. Watson juga dengan tegas menolak pengaruh naluri (instinct) dan kesadaran terhadap perilaku. Jadi setiap perilaku dapat dipelajari menurut hubungan stimulus - respons.
Behaviorisme lahir sebagai reaksi terhadap introspeksionisme dan juga psikoanalisis. Behaviorisme ingin menganalisis hanya perilaku yang nampak saja, yang dapat diukur, dilukiskan, dan diramalkan. Belakangan, teori kaum behavioris lebih dikenal dengan nama teori belajar, karena menurut mereka seluruh perilaku manusia kecuali instink adalah hasil belajar. Belajar artinya perubahan perilaku organisme sebagai pengaruh lingkungan. Behaviorisme tidak mau mempersoalkan apakah manusia baik atau jelek, rasional atau emosional; behaviorisme hanya ingin mengetahui bagaimana perilakunya dikendalikan oleh faktor faktor lingkungan. Dari sinilah timbul konsep “manusia mesin” (Homo Mechanicus).

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Stephen W.Littlejohn

Whitney R.Mundt

Richard L.Lanigan